Kenapa Pembeli Properti Semakin Melirik Bandung ?
Kenapa Pembeli Properti Semakin Melirik Bandung ?
JAKARTA, KOMPAS.com
- Permintaan properti di Bandung mengalami peningkatan pesat. Hal ini
tidak terlepas dari mudahnya akses transportasi dari Jakarta ke Bandung
atau sebaliknya sehingga konsumen dari Jakarta mulai melirik untuk
membeli properti yang di Bandung.
"Jarak Jakarta-Bandung sekarang kan bisa ditempuh
cuma dua jam lewat tol, sehingga bagi pembeli dari Jakarta tidak
masalah untuk memiliki rumah atau apartemen di Bandung, karena waktu
tempuhnya singkat," kata CEO Binakarya Propertindo Group (Binakarya), Go
Hengky Setiawan, di Jakarta, Senin (25/7/2011).
Dia menambahkan, para pengembang kini juga telah mencoba menyesuaikan bangunannya dengan karakter tanah dan iklim di kota Bandung. Bahkan, kreatifitas sebagai ciri khas Bandung juga masuk ke ranah properti, baik desain, arsitektur, maupun bahan bangunannya. Hal ini dapat dilihat dari keragaman tipe, desain dan lokasi properti yang dibangun, seperti tipe gedung sate sebagai ikon Bandung yang banyak ditiru para pengembang.
"Melihat kondisi ini, tidak heran kalau permintaan dan penjualan properti di Bandung meningkat tajam," kata Hengky.
Ia menegaskan, Binakarya sendiri saat ini tengah berupaya mengambil peluang dari potensi properti di Bandung melalui proyek Gateway Apartment@ Bandung. Saat ini, penjualan apartemen kelas menengah itu telah mencapai 85 persen, yang menunjukkan besarnya animo masyarakat.
Apartemen yang sedang dalam tahap pembangunan struktur ini dibangun PT Mitra Sukses Kelola Properti (MSKP) yang merupakan konsorsium dari Binakarya Propertindo Group dengan Istana Group. Proyek di atas lahan seluas 1,8 hektare di Jalan A Yani, Bandung, itu menelan anggaran investasi sekitar Rp 250 miliar.
"Masyarakat bisa memiliki apartemen itu melalui fasilitas kredit kepemilikan apartemen atau cicilan bertahap," ujarnya.
Ia menambahkan, apartemen tersebut terdiri dari beberapa tipe mulai tipe studio atau satu kamar, serta 2-4 kamar, dengan harga mulai dari Rp 100 sampai Rp 300 jutaan. Dia menilai, maraknya pasar properti di Bandung juga dipicu telah padatnya properti di Jakarta, sehingga pengusaha berinvestasi di luar ibukota dan sekitarnya.
Menurut Hengky, apartemen yang membidik kalangan masyarakat menengah itu memiliki taman di atas atap untuk membantu mengurangi pemanasan global yang mendorong terjadinya hujan es.
"Lima tahun belakangan ini fenomena hujan es makin sering terjadi di beberapa kawasan di Indonesia, termasuk Bandung. Ini semua akibat pemanasan suhu di kawasan perkotaan," katanya.
Sementar itu, dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (24/7/2011), Endang Susilomurti, Head of Corporate Communication Binakarya Propertindo Group lebih dulu menyatakan, bahwa permintaan atas apartemennya saat ini sangat tinggi, yaitu terjual 85 %. Ia bilang, pihaknya selalu berupaya membina hubungan baik dengan masyarakat, baik yang telah bergabung dalam Gateway Apartment maupun yang belum.
Jarak Jakarta-Bandung sekarang kan bisa ditempuh dua
jam lewat tol, sehingga pembeli dari Jakarta tidak masalah untuk
memiliki rumah atau apartemen di Bandung, karena waktu tempuhnya
singkat.
-- Go Hengky Setiawan
Dia menambahkan, para pengembang kini juga telah mencoba menyesuaikan bangunannya dengan karakter tanah dan iklim di kota Bandung. Bahkan, kreatifitas sebagai ciri khas Bandung juga masuk ke ranah properti, baik desain, arsitektur, maupun bahan bangunannya. Hal ini dapat dilihat dari keragaman tipe, desain dan lokasi properti yang dibangun, seperti tipe gedung sate sebagai ikon Bandung yang banyak ditiru para pengembang.
"Melihat kondisi ini, tidak heran kalau permintaan dan penjualan properti di Bandung meningkat tajam," kata Hengky.
Ia menegaskan, Binakarya sendiri saat ini tengah berupaya mengambil peluang dari potensi properti di Bandung melalui proyek Gateway Apartment@ Bandung. Saat ini, penjualan apartemen kelas menengah itu telah mencapai 85 persen, yang menunjukkan besarnya animo masyarakat.
Apartemen yang sedang dalam tahap pembangunan struktur ini dibangun PT Mitra Sukses Kelola Properti (MSKP) yang merupakan konsorsium dari Binakarya Propertindo Group dengan Istana Group. Proyek di atas lahan seluas 1,8 hektare di Jalan A Yani, Bandung, itu menelan anggaran investasi sekitar Rp 250 miliar.
"Masyarakat bisa memiliki apartemen itu melalui fasilitas kredit kepemilikan apartemen atau cicilan bertahap," ujarnya.
Ia menambahkan, apartemen tersebut terdiri dari beberapa tipe mulai tipe studio atau satu kamar, serta 2-4 kamar, dengan harga mulai dari Rp 100 sampai Rp 300 jutaan. Dia menilai, maraknya pasar properti di Bandung juga dipicu telah padatnya properti di Jakarta, sehingga pengusaha berinvestasi di luar ibukota dan sekitarnya.
Menurut Hengky, apartemen yang membidik kalangan masyarakat menengah itu memiliki taman di atas atap untuk membantu mengurangi pemanasan global yang mendorong terjadinya hujan es.
"Lima tahun belakangan ini fenomena hujan es makin sering terjadi di beberapa kawasan di Indonesia, termasuk Bandung. Ini semua akibat pemanasan suhu di kawasan perkotaan," katanya.
Sementar itu, dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (24/7/2011), Endang Susilomurti, Head of Corporate Communication Binakarya Propertindo Group lebih dulu menyatakan, bahwa permintaan atas apartemennya saat ini sangat tinggi, yaitu terjual 85 %. Ia bilang, pihaknya selalu berupaya membina hubungan baik dengan masyarakat, baik yang telah bergabung dalam Gateway Apartment maupun yang belum.
Komentar
Posting Komentar